Rabu, 06 Agustus 2014

10 Buku Wajib Untuk Calon Aktivis dan Maba

Selamat datang mahasiswa baru. Selamat datang di Kampus perjuangan.

Bukan, itu bukan tagline kampus Universitas Indonesia saja. sejatinya setiap kampus adalah ranah perjuangan. Selamat datang pemikir-permikir masa depan. Selamat menjadi mahasiswa dengan segala kelebihannya. Selamat bermain dengan pisau-pisau tajam yang selama ini tidak kalian dapatkan di sekolah. Semua pemikiran kritis, semua pandangan, semua kepercayaan dan ideologi dihargai. Selamat menikmati masa mahasiswamu.

Lalu, hal pertama apa yang harus dilakukan mahasiswa baru? –Selain cukur rambut untuk memenuhi tuntutan pelonco kakak tingkat. Hal yang penting dan sering terlewat adalah membangun basis awal ingin menjadi mahasiswa seperti apa kita. Banyak yang menganggap remeh serta melewati pembangunan basis ini dan akhirnya hanya menjadi mahasiswa yang tidak berkarakter. Pembangunan karakter dapat dilakukan dengan berbagai cara. Masa orientasi mahasiswa juga pembangunan karakter. Tapi, seberapa efektif kakak tingkat kita – yang bahkan tidak jarang masih bingung dengan dirinya sendiri dan jumlah mentornya bahkan kurang dari setengah jumlah mahasiswa baru – mengajarkan basis karakter menjadi mahasiswa yang produktif pada kita?

Lalu bagaimana? Ada alternatif lain? Tentu saja ada, salah satu cara yang mistis serta ajaib dan paling tua yang pernah ditemukan manusia: membaca

Di negara lain, banyak Universitas yang mewajibkan Mahasiswa baru untuk membaca buku-buku tertentu selama liburan musim panas. Program baca buku tersebut biasanya menjadi “common reading” program yang diwajibkan dan buku yang dibaca ternyata banyak yang menarik juga dapat menjadi basis dasar aktivis-aktivis yang berencana untuk vocal selama menjadi mahasiswa. Jadi, untuk yang ingin menambah wawasan berikut sepuluh buku diataranya yang direkomendasikan Menurut one.org yang ditulis oleh Brandi Geurkink untuk dibaca:



March: Book One by John Lewis, Andrew Aydin, and Nate Powell
March: Book One adalah buku pertama dari civil rights activist John Lewis’ yang membagi pengalamannya selama Civil Rights movement dan the modern-day yang tetap harus menghadapi tindakan rasisme. Cerita yang sangat bagus mengenai sebuah suara, dalam hubungannya dengan yang lain. A must-read for activists of any age.



Where Am I Eating? by Kelsey Timmerman
Where Am I Eating? Adalah buku yang dituliskan dengan gaya storytelling yang berfokus pada masalah  ekonomi dan hubungannya dengan makanan secara global. Timmerman tidak hanya melihat melalui kacamata konsumen terhadap masalah global food economy ini, tapi juga orang-orang yang berperan memproduksi makanan yang kita makan. Where Am I Eating? Menyajikan pandangan yang luas terhadap kehidupan petani dan nelayan di seluruh dunia.





Behind the Beautiful Forevers by Katherine Boo
Pulitzer Prize-winner Katherine Boo menceritakan cerita sebuah keluarga di Annawadi, India yang hidup miskin dan tinggal dekat airport di daerah Mumbai. Behind the Beautiful Forevers adalah buku yang sangat bagus bagi mereka yang ingin belajar lebih mengenai kemiskinan di India.




How Does It Feel To Be A Problem: Being Young and Arab in America by Moustafa Bayoumi
Bayoumi menceritakan tentang beberapa contoh masyarakat Arab-Americans yang tinggal di Brooklyn dan menghadapi banyak masalah diskriminasi. How Does It Feel To Be A Problem? Adalah buku yang dapat membuka mata pembaca mengenai apa arti sebenarnya menjadi penduduk global dan bagaimana cara melihat seseorang dari apa yang mereka lakukan bukan darimana mereka berasal.



I Am Malala: The Girl Who Stood Up For Education and Was Shot By the Taliban by Malala Yousafzai
I Am Malala adalah cerita tentang seorang gadis yang mempertaruhkan segalanya, tidak takut oleh apapun, dalam usahanya untuk mengenyam pendidikan. Yousafzai dan keluarganya bertarung melawan norma gender di masyarakatnya untuk mendapatkan pendidikan. Bukan hanya untuk Malala, tapi juga untuk semua wanita dimanapun. I Am Malala adalah pengingat bagi kita bagaimana satu suara sangat berpengaruh kuat.





Life of Pi by Yann Martel
Life of Pi adalah cerita luar biasa mengenai Pi, seorang anak remaja yang terjebak sendirian di dalam lifeboat yang dilewati oleh binatang-binatang liar setelah perahu yang keluarganya naiki tenggelam. Pi dipaksa untuk berkonfrontasi dengan insting bertahan hidupnya sendiri. Kisah yang menceritakan semangat manusia. Dalam kondisi apapun.





Little Princes: One Man’s Promise to Bring Home the Lost Children of Nepal by Conor Grennan
Little Princes menceritakan tentang Conor Grennan yang berjanji menyelamatkan seorang anak dari Nepal yang hilang. Grennan menceritakan cerita yang diambil dari kisah nyata keluarga di nepal dan menjadi pencerahan mengenai bagaimana seseorang yang mempunyai determinasi dan kekuatan berjuang untuk kebenaran.




Persepolis, Marjane Satrapi
Persepolis adalah cerita yang hangat dan jujur dari Marjane Satrapi’s yang menghabiskan masa mudanya di Tehran dan Vienna. Satrapi’s story memberi pandangan yang brilian soal bagaimana seorang gadis muda yang tumbuh saat revolusi islam dan menjurus pada satu pertanyaan. Siapa kita? —boundaries  atau experiences?




What Money Can’t Buy: The Moral Limits of Markets by Michael J. Sandel
Dalam What Money Can’t Buy, Michael J. Sandel mendiskusikan implikasi ethic dari market economies dan budaya commodity-obsessed. Buku Sandel’s cocok untuk mereka yang ingin mengerti lebih jauh soal teori ekonomi dan memberikan pandangan yang kritis terhadap globalisasi ekonomi dan budaya.




The Ghost Map: The Story of London’s Most Terrifying Epidemic—and How It Changed Science, Cities, and the Modern World by Steven Johnson

Steven Johnson dalam bukunya menceritakan mengenai virus penyakit yang berkembang sangat cepat dan bagaimana ilmu pengetahuan merespon hal tersebut. Johnson membuka sejarah dari obat-obatan modern dan bagaimana obat-obatan itu membentuk masyarakat kita sekarang. The Ghost Map adalah pedoman yang baik untuk pembaca yang tertarik pada kesehatan global dan bagaimana cara ilmu pengetahuan merespon ancaman dari penyakit.



Sekian, Sepuluh buku yang cocok dijadikan bahan bacaan bagi yang berminat dalam bidangnya masing-masing. Beberapa buku yang ada disini belum selesai aku baca. beberapa juga belum aku temukan bukunya walau kini sudah menjadi mahasiswa tingkat akhir. Jadi, tulisan ini juga merupakan sebuah kode yang gamblang bagi kalian semua yang membaca tulisanku. Jika ada yang punya dan berniat baik untuk berbagi dan meminjamkan, silahkan tinggalkan pesan.







Dirangkum dari pelbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar