Rabu, 16 Juli 2014

Rezeki Itu Seperti Burung


Angin mengalir lembut sore itu, pohon-pohon membentuk bayangan yang indah lewat matahari diatas sana. gemericik air di sungai yang mengalir ke ngarai terdengar bersahutan dengan kicauan burung di tepian ranting pohon. Wangi hutan tercium dari pinus dan akasia besar yang memayungi hutan tiada henti. Seorang pemburu dan pembantunya sedang berjalan menyusuri hutan yang rimbun. Melangkah pelan, melirik kiri dan kanan mencari burung yang akan kurang beruntung untuk ditembak jatuh. Hari itu merupakan hari keberuntungan sang pemburu karena di dahan pohon yang cukup landai dimana ranting tidak tertutupi daun dan banyak matahari masuk bertengger tiga ekor burung.


“Aku beruntung!” ucap sang pemburu bersemangat


“ya tuan, anda beruntung. Burung-burung itu mungkin rezeki tuan” ucap sang pembantu yang sejak tadi mengikutinya.


“aku akan tembak satu dahulu” ucap sang pemburu sambil membuka telapak tangan, meminta senapan kepada sang pembantu. Sang pembantu memberikan senapan laras panjang yang biasa digunakan tuannya untuk menembak dari jarak jauh.


Sang pemburu memilih burung yang ada di tengah-tengah terlebih dahulu. Sambil merebah, dibidiknya sang burung dengan cermat serta berhati-hati agar peluru tepat mengenai jantung dan tidak menyakiti sang burung lebih lama. Udara memperlambat gerakannya dan sang pembantu menahan nafas sembari merunduk, mengikuti tuannya. Akhirnya dengan satu hentakan nafas, pelatuk ditarik dan peluru melesat memotong angin menuju dada sang burung. Menjatuhkannya ke tanah.


“bagus, kena. Tinggal dua lagi” ucap sang pemburu dengan girang setelah melihat burung yang bertengger di tengah jatuh.


“tidak tuan, rezeki tuan adalah burung itu saja” ucap sang pembantu.


“apa maksudmu? Aku tidak mengerti”. Ucap sang pemburu sambil bersiap membidik dua burung yang lain di atas dahan. Namun, yang dia temukan hanyalah kepakan dua burung yang terbang pergi.



Begitulah sejatinya Rezeki.





Ramadhan, 16-Juli-2014
Yudith Tri S



--
gambar dari: cloudfront

2 komentar:

  1. datang dan terbang... Biar nggak terbang, mending cepat-cepat digoreng :D

    BalasHapus