Halo pengunjung blog, namaku Yudith. Siapa namamu? Nampaknya kau sangat
menarik. Darimana kau berasal? Coba ceritakan beberapa hal tentangmu. Bagaimana
kau mengenal dirimu sendiri? Karena aku tertarik padamu. Kau telah mampir, jadi
mengapa tidak sedikit berbincang denganku. Baiklah, mungkin kau malu. Bagaimana
jika aku mengenalkan diri terlebih dahulu?
Aku Yudith Tri Susetio. Seorang anak yang suka
menatap langit, menghitung dan menebak-nebak awan terlihat seperti apa. Duduk
di bawah pohon akasia, sambil makan cokelat, mendengar lagu dan membaca buku
yang bagus. menyukai kerajinan, musik, puisi, seni, dan sepeda. Orang yang terlalu sering
berfikir, memiliki kembang api dan sungai tenang dalam pikirannya, berpemikiran kritis pada
hal yang tidak penting. Aktivis lingkungan di beberapa tempat, terkadang juga jadi atlet sepeda dadakan saat
ada lomba. Terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi di
Universitas Indonesia tapi berpura-pura masih berusia 17 tahun. Tidak suka sepak
bola, kelereng, atau layang-layang. tapi masih tetap laki-laki. Jangan beritahu siapapun. Ini rahasia kita berdua. Oke?
Baiklah, itu aku. Lalu siapa kau? Aku hanya
ingin tahu apa yang ada di dalam pikiranmu. Bagaimana kau dapat menjadi dirimu yang
sekarang? Ayolah, jangan hanya diam termenung sambil melingkarkan senyum di
seberang sana. siapa dirimu? Kau tidak usah malu, toh kita adalah manusia yang
sama. Aku siap mendengarkan apapun keluhanmu jika dirimu
tidak terlalu kuat menahannya sendiri. Aku siap menemani gelak tawamu jika dirimu
tidak tahan membendung kebahagiaan yang membanjir sendiri. Lalu, kenapa kau
masih malu?
Apa kau tidak percaya padaku? Aku akan dengan
rapi mendengarkan semua ceritamu dan menyimpan rahasiamu. Menguncinya dalam
gembok besar berbentuk hati berwarna jingga dan melempar kuncinya kedalam muara
kesetiaan. Setidaknya aku lebih nyata daripada bercerita kepada bintang-bintang
yang berpendar di langit bukan? Lalu, kenapa kau masih tidak percaya?
Apa kau tidak nyaman dengan keberadaanku? Aku
akan diam beberapa puluh sentimeter di depanmu. Tidak akan menyentuh tubuhmu
sedikitpun. Toh kita dipisahkan oleh meja besar yang membentangkan diantara dua
buah sofa. Duduklah dengan nyaman disana sementara aku membuatkanmu secangkir
cokelat panas dan membawa kudapan. Atau ingin kuambilkan selimut yang lembut
agar kau lebih nyaman berada di depanku? Lalu, kenapa kau masih tidak nyaman
berada di dekatku?
Apa kau takut dengan keberadaanku? Tenanglah,
aku tidak pernah membunuh seekor lalat pun, mereka terlalu lincah. Aku bahkan
bersabar melihat kucing-kucing kecil mengambil rotiku yang terakhir di tengah
musim dingin. Aku tidak mempunyai cakar ataupun taring yang dapat menyakiti
rambutmu. Senyumku pun terlihat ramah. Benar kan? Lalu, kenapa kau masih takut?
Atau kau bingung dengan dirimu sendiri? Jika begitu
baiklah. Aku akan berhenti bicara.
Mau es krim?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar