Jumat, 23 Mei 2014

Mari Berbicara Soal Dirimu



Halo pengunjung blog, namaku Yudith. Siapa namamu? Nampaknya kau sangat menarik. Darimana kau berasal? Coba ceritakan beberapa hal tentangmu. Bagaimana kau mengenal dirimu sendiri? Karena aku tertarik padamu. Kau telah mampir, jadi mengapa tidak sedikit berbincang denganku. Baiklah, mungkin kau malu. Bagaimana jika aku mengenalkan diri terlebih dahulu?

Aku Yudith Tri Susetio. Seorang anak yang suka menatap langit, menghitung dan menebak-nebak awan terlihat seperti apa. Duduk di bawah pohon akasia, sambil makan cokelat, mendengar lagu dan membaca buku yang bagus. menyukai kerajinan, musik, puisi, seni, dan sepeda. Orang yang terlalu sering berfikir, memiliki kembang api dan sungai tenang dalam pikirannya, berpemikiran kritis pada hal yang tidak penting. Aktivis lingkungan di beberapa tempat, terkadang juga jadi atlet sepeda dadakan saat ada lomba. Terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia tapi berpura-pura masih berusia 17 tahun. Tidak suka sepak bola, kelereng, atau layang-layang. tapi masih tetap laki-laki. Jangan beritahu siapapun. Ini rahasia kita berdua. Oke?

Baiklah, itu aku. Lalu siapa kau? Aku hanya ingin tahu apa yang ada di dalam pikiranmu. Bagaimana kau dapat menjadi dirimu yang sekarang? Ayolah, jangan hanya diam termenung sambil melingkarkan senyum di seberang sana. siapa dirimu? Kau tidak usah malu, toh kita adalah manusia yang sama. Aku siap mendengarkan apapun keluhanmu jika dirimu tidak terlalu kuat menahannya sendiri. Aku siap menemani gelak tawamu jika dirimu tidak tahan membendung kebahagiaan yang membanjir sendiri. Lalu, kenapa kau masih malu?

Apa kau tidak percaya padaku? Aku akan dengan rapi mendengarkan semua ceritamu dan menyimpan rahasiamu. Menguncinya dalam gembok besar berbentuk hati berwarna jingga dan melempar kuncinya kedalam muara kesetiaan. Setidaknya aku lebih nyata daripada bercerita kepada bintang-bintang yang berpendar di langit bukan? Lalu, kenapa kau masih tidak percaya?

Apa kau tidak nyaman dengan keberadaanku? Aku akan diam beberapa puluh sentimeter di depanmu. Tidak akan menyentuh tubuhmu sedikitpun. Toh kita dipisahkan oleh meja besar yang membentangkan diantara dua buah sofa. Duduklah dengan nyaman disana sementara aku membuatkanmu secangkir cokelat panas dan membawa kudapan. Atau ingin kuambilkan selimut yang lembut agar kau lebih nyaman berada di depanku? Lalu, kenapa kau masih tidak nyaman berada di dekatku?

Apa kau takut dengan keberadaanku? Tenanglah, aku tidak pernah membunuh seekor lalat pun, mereka terlalu lincah. Aku bahkan bersabar melihat kucing-kucing kecil mengambil rotiku yang terakhir di tengah musim dingin. Aku tidak mempunyai cakar ataupun taring yang dapat menyakiti rambutmu. Senyumku pun terlihat ramah. Benar kan? Lalu, kenapa kau masih takut?

Atau kau bingung dengan dirimu sendiri? Jika begitu baiklah. Aku akan berhenti bicara.


Mau es krim?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar