Traveling yuk?
Nampaknya kata Traveling sedang hype, menjadi trend di kalangan anak
muda dan pasangan-pasangan yang bergejolak jiwanya, gatal jika diam dirumah,
atau memang butuh urgensi untuk selalu terlihat mengikuti trend, entah dengan
alasan refreshing atau memenuhi album facebook dan path dengan bukti telah
berjalan-jalan, semata-mata untuk membuat rekan iri? Apapun alasannya, Traveling
memang seperti cawan berisi air sirup dingin yang siap menghabisi kehausan
dahaga para penikmatnya.
Maraknya buku-buku soal traveling atau kisah perjalanan di toko buku
juga seolah menjadi alkitab dan alasan baru untuk berpetualang. Traveling dan
akar bawaannya, baik itu backpacker, long trip, short trip, site visit, tour
atau apapun itu sebutannya memang sedang ramai dihinggapi.
Pertanyaannya kini adalah, apakah kita traveler yang baik? Apakah traveler
musiman seperti kebanyakan dari kita ini dapat menghargai prasasti atau situs
pariwisata yang menyimpan keindahan alam dengan baik? apakah kita dapat menjaga
etika terhadap budaya yang ada? Atau setidaknya membiarkan yang ada tetap ada
tanpa merusaknya. Banyak kasus yang menyeruak bahwa para traveler musiman dari
kota terlewat canggih hingga tidak tahu batas mana yang boleh dan tidak boleh
didokumentasikan, atau etika seperti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
di daerah setempat.
Ingat ketika candi Borobudur ditutup karena para biksu yang sedang
beribadah ditodong terlalu dekat dengan kamera DSLR berlensa tele? Bukankah seharusnya pemilik lensa itu lebih mengerti soal
toleransi saat bertraveling? Belum lagi soal sampah dan perintilannya yang sering
ditinggalkan traveler-traveler, sehingga kawasan wisata terlihat kumuh dan
kotor.
Untukku, Traveling atau perjalanan tidak bersifat ke luar, melainkan ke
dalam, jauh ke dalam diri. Perjalanan adalah soal bagaimana memahami diri
sendiri, setiap perjalanan yang kita jalani, setiap tempat yang kita singgahi,
menegaskan posisi kita di bentara dunia yang begitu luas dengan keindahan dan
kekayaannya.
Mari menjadi traveler yang cerdas. jika belum dapat menjadi traveler yang membawa kebaikan untuk tempat yang disinggahi, Jadilah traveler yang seperti hantu, menikmati semua keindahan dan keunikan kultur suatu daerah tanpa meninggalkan bekas apapun.
coba tengok www.foldingbiketraveler.blogspot.com juga.
coba tengok www.foldingbiketraveler.blogspot.com juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar