Hai, aku simpankan
cinta kotak di pojok sudut sana.
Siapa tahu kau lapar,
Makan hingga pecahannya. Yang aku serpihkan sejak hari masih dini. Jika kurang,
akan aku serpihkan lagi sedikit dari hatiku.
Aku masih bercanda
dengan pelukan dan kecupanmu di kenangan dulu. Biarlah berpura-pura merasakan
lagi kecupan dan pelukan itu di dalam angan yang sudah mulai membiru.
--
Ragaku sedang memegang
kopi. Mengerang kekantukan akan hadirmu yang abu-abu dan baur. Mengepulkan raut
wajah yang bercanda nanar sepanjang cerukan gelas.
Masih ingin kau
menahanku seperti ini? Memeluk dengan tangan terbalik dan wajah berpaling lurus
menuju masa lalu.
Hai, aku simpankan
cinta botolan di pojok sudut sana.
Siapa tahu kau haus,
Minumlah hingga tegukkan terhabis, yang aku teteskan sejak perasaan masih
hijau. Jika kurang, akan aku peras lagi hingga kering dari hatiku.
Aku sudah tidak
mersakan lagi wangi tubuhmu dari sini, hanya goresan semu hasil pertengkaran
semester lalu, yang kau tahu akhirnya aku selalu mengaku kalah oleh diammu yang
tajam.
--
Ragaku sedang
tertunduk lesu berjalan menuju jalur lingkar biasa kita berpegang tangan menuju
rumah. Menggesek-gesek debu di tengah pasir yang cekikikan geli melihat
tampangku yang tak juga rapi.
Masih ingin kau
melihatku? Seperti saat pertama mengutip kata cinta dari kamus besar hari-hari
kita yang panjang.
Yudith Tri Susetio
Keep writing :)
BalasHapusTerima kasih mbaa :)
HapusMantap, keren kata-katanya :)
BalasHapusHihihi, suka nulis puisi juga bro?
Hapuskeren bahasanya mas,..
BalasHapustapi saran mas :) kalo milih background jgn yg gelap -,- kasian pembaca yg matanya minus kayak saya, ganti background putih saja, yg biasa -__-
Sudah dirubah gan, terima kasih sarannya ya :)
Hapus