Kamis, 21 November 2013

Ayam Prajurit







Aku pada prajurit

Ayam kecil, sudah tiga minggu sejak kau ku tugaskan menghilang dalam medan perang dan aku tidak mendengar kabar apapun darimu. Apa kau baik-baik saja? Aku telah mengajarimu semua hal untuk bertahan disana. Semestinya aku tidak khawatir kan? Kini aku kehilangan kontak denganmu dan dengannya. Semoga kau masih dapat melindunginya dengan baik seperti malam-malam sebelumnya.

Ayam kecil, bertarunglah dengan gagah berani melawan beruang dan boneka-boneka lain disana. Boneka yang berusaha mencuri kebahagiaannya. Boneka yang berusaha menyakitinya dengan cara datang kembali ke tempat tidurnya setiap malam. Mereka bersembunyi, didalam lemari gelap dan menunggu untuk keluar. Mereka mungkin besar, tapi aku tahu kau mampu prajuritku.

Ayam kecil, bertarunglah dengan gagah berani. Lindungilah tidurnya dari mimpi buruk dengan pedang kecilmu. Terangilah malamnya dengan cahaya bintangmu. Tenangkanlah nafasnya dengan angin yang kau bawa dan hingga mentari tiba, istirahatlah. Giliranku menjaganya saat langit membiru. Aku akan menyapa mentariku pagi-pagi sekali. Itu perjanjian kita. Perjanjian dua orang pria.

Ayam kecil, saat sesuatu terjadi disana bertindaklah. Aku tidak akan tahu lagi kini. Saat malam datang, persiapkanlah baju zirahmu. Aku tidak akan tahu lagi kini. Saat mentari tiba, tetaplah terjaga dan hunus pedangmu. Aku tidak akan tahu lagi kini. Aku mengingkari janji priaku. Mengalah pada lemah dan kesakitan lagi.

Ayam kecil, bertahanlah disana hingga aku kembali pulih. Hingga semua luka terjatuh ini kering dan aku dapat kembali tersenyum di hadapannya. Bertahanlah disana hingga aku kembali pulih. Hingga kedua kaki ini cukup kuat untuk berdiri kembali dan mengejar langkah kakinya yang semakin lama semakin jauh berbeda. Tolong bertahanlah disana hingga aku kembali pulih.





Prajurit padaku

Pangeran kecil, sudah tiga minggu sejak kau menugaskanku menghilang dalam medan perang dan aku tidak mendengar kabar apapun darimu. Aku baik-baik saja. Aku telah mempelajari semua hal untuk bertahan disini. Semestinya kau tidak khawatir. Kini aku kehilangan kontak denganmu. Semoga kau masih dapat melindunginya dengan baik seperti siang-siang sebelumnya.

Pangeran kecil, aku sudah bertemu dengan beruang dan boneka-boneka lain disini. Boneka yang berusaha mencuri kebahagiaannya. Boneka yang berusaha menyakitinya dengan cara datang kembali ke tempat tidurnya setiap malam. Mereka tidak lagi bersembunyi didalam lemari gelap. Mereka besar, tapi aku mampu menjaganya dengan pedang kecilku setiap malam.

Pangeran kecil, aku melihatnya tiap malam dari tempat persembunyianku. Bertukar surat merpati dengan papan putih besar terkadang hitam kecil. Aku melihat air wajahnya, entah itu senyum atau bukan. Aku ragu. Semoga air wajah itu karena surat darimu pangeran. Semoga kau masih dapat menjaga garis senyum di wajahnya. Aku khawatir, air wajah itu sudah bukan karena untukmu pangeranku.

Pangeran kecil, apa yang harus aku lakukan kini? Aku bimbang, tak kuasa untuk menusuk beruang yang kini kembali dipeluknya saat tidur. Wajah tidurnya kini, apakah sama dengan wajah tidurnya dahulu? Saat kau menjaganya sebelum aku?

Pangeran kecil, apa yang harus aku lakukan kini? Saat beruang dan boneka-boneka itu kembali ketika dia terlelap. Pedangku sudah tidak setajam dulu. Dan baju zirahku sudah tidak sekokoh dulu. Banyak lubang diantaranya. Beruang itu memiliki perisai kenangan yang belum dapat aku tembus. Beruang itu tahu bagaimana cara meruntuhkan sang putri. 

Pangeran kecil, perlahan atau pasti saat lubang di baju zirah ini melebar dan aku tak akan mampu lagi bertarung menjaga putrimu pada malam hari dari beruang itu. Aku ingin kau telah menjadi alasannya untuk tersenyum. Aku ingin kau telah melindungi hatinya sepanjang hayat. Sehingga dengan itu aku bisa tenang di atas sana. perlahan atau pasti.

Aku ayam kecil yang melawan beruang. Apa yang harus aku lakukan kini pangeran kecilku? Di kamar biru mudanya ini.

F

Tidak ada komentar:

Posting Komentar