Kamis, 25 April 2013

Departure: Sosok dibawah gugusan awan

Jatinegara, kamis 25 april '13 aku duduk di deretan peron panjang stasiun kereta. Masih belum sadar siapa dan bagaimana aku disini. Yang ku ingat, angan angan dan bayangan mengenai tatanan sebuah awan.

Tidak, aku tidak hilang ingatan. Aku adalah seorang mahasiswa jaket kuning, juga wartawan serabutan untuk beberapa media. Hidupku tetap berjalan walau tertatih pelan. Semuanya masih bisa dibilang sempurna, jabatan, kawan, keluarga.

Hanya, apa aku yang kini adalah diriku yang sebenarnya? Seorang management expert to be? Seseorang yang kalian panggil yudith?
Apa kalian yakin?

Ada yang hilang dari diriku akhir akhir ini. Semua seolah dejavu, aku bangun dengan keadaan seorang mahasiswa management, dengan segudang organisasi dan tanggung jawab. Dari senin sampai senin semua telah tertata. Termozaik rapi dengan kristalisasi ibu kota.

Aku adalah aku yang duduk di kereta dengan wajah tertunduk, aku adalah aku yang rapat bersama kalian dengan mata nanar keluar, aku adalah aku yang makan dan tertawa bersama kalian dengan hembusan kosong.

Tapi apa aku ada di jalan yang benar? Jalan yang ku ridhoi sendiri?
Jalan yang kupilih dengan menginjakkan kakiku satu persatu, langkah demi langkah?

Ingatanku terpangkas, Aku ingin mencari apa yang sebenarnya telah terlewatkan selama ini. Apa yang telah kulihat dan kulakukan dibawah gugusan awan waktu itu, dan setelahnya.

Jadi hari ini aku memutuskan untuk menghilang, mundur dari mozaik yang kujalani. Mengulang dan mengulang kembali semua hal yang pernah kulakukan selama ini. Lalu merenung, apa yang kupikirkan saat itu terjadi.

Apa yang kupikirkan saat duduk di perpustakaan administrasi niaga,
apa yang ku pikirkan saat melintasi gerbang besi SMA,
apa yang kupikirkan saat melintasi taman cemara dan akasia yang berguguran depan SMP

Apa yang kupikirkan saat meninggalkan sang ayah yang sakit berjalan sendirian di terik matahari.
Apa yang kupikirkan saat semua kawan D3 tidak menganggapku ada.

Kini aku kembali, mengulang dan menunggu gugusan awan yang dulu pernah muncul.

Berharap mengingat kembali siapa sosok di sampingku, dibawah gugusan awan belasan tahun lalu itu.

*International reader, Sorry for not translate this into english*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar