Jumat, 26 April 2013

Day 1: Roti Gempol, Teh, Lampu temaram

day 1 (26 April 2013)

Roti Gempol, Teh, Lampu temaram

Aku sedang mengoleskan saus di rotiku saat sang pelayan datang menghantarkan teh hangat ke meja. Roti gempol sepi hari ini, dampak dari hujan dan memang hari kamis bukan hari yang baik untuk keluar rumah. Hanya segelintir mobil mondar mandir membungkus beberapa roti, sejak awal tempat yang bernama roti gempol ini memang cukup menyita perhatianku, terletak di jalan yang benar-benar tidak strategis, tempatnya kecil dan seadanya, namun memiliki suasana cozy yang memang membuat pelanggan betah. Aku disini untuk kesekian kalinya, memikirkan hal yang sama dengan teh dan roti yang sama sambil mendengarkan cerita dari sahabat lama, tak ada yang berubah selama aku pergi, jalan raya yang sama, pohon-pohon yang sama, lubang jalan yang sama, lampu lalu lintas yang berkelip setiap 100 detik sekali, bahkan meja dan gelas roti yang sama.

Yang berbeda adalah orang orang ini, kawan kawanku telah bertambah dewasa, beberapa sudah menyelesaikan pendidikannya. Menyenangkan mendengar kawan yang dulu sering berteduh bersama di selasar kampus kini menjadi sosok yang sedang meniti kesuksesannya, mereka ada di jalan yang benar untuk dirinya masing masing. Do the right thing and make something right. Aku yakin mereka bahagia dengan diri mereka sendiri.

Tidak ada salahnya menyalahkan diri sendiri karena belum dewasa, tua itu pasti, dan kedewasaan itu relativitas yang tidak tersingkron dengannya.  Aku adalah seorang anak 17 tahun dibalik lilin hari jadi yang ke 23. Tidak ada yang salah dengan tidak menjadi dewasa, aku masih membutuhkan sisi kekanakanku, untuk bertahan, setidaknya beberapa tahun kedepan.

Namun, perbedaan umur jiwa dan umur raga seperti ini biasanya menimbulkan masalah yang tak ayal cukup pelik seperti contohnya penggusuran. Penggusuran, ya itu masalah yang paling kompleks bagi orang-orang yang memilih untuk tidak dewasa pada waktunya. Aku si anak 17 tahun yang harus tergusur dalam dilema dan masalah-masalah umur 23 tahun, mengenai karir, usaha, dan penghidupan.

Mungkin itu, yang terhilangkan.

Tentang Awan

Hari ini Bandung dicucuri hujan, aku tidak dapat melihat awan dengan jelas, tapi aku yakin, jauh di balik sana gugusan awan itu menungguku. Mengharapkanku untuk tetap kuat agar dapat bangkit dan bertahan. Hujan, aku tau kau sedang bekerja, beristirahatlah sejenak dan hentikan rengekanmu. Aku ingin bertemu pelangi, dan awan belasan tahun lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar