Rabu, 27 Agustus 2014

Puisi: Biarkan Mati di Balik Jendela



Cinta, mengintip dari balik jendela.
Mengapa engkau begitu takut akan cahaya mentari diluar sana.
Apa yang telah dilakukan hari kemarin terhadapmu?
Memaksamu menenggelamkan diri dibalik jendela sambil menenggak kegelapan sehitam obat pahit .




Oh, cinta.
Matamu dibalik jendela,
Indah.



Tenggaklah obatmu. Rasakan senyapnya kematian malam,
Terlentang dan mengerang.
Membangkai hingga tidak lagi digerumuti ketakutan.
Lalu, biarkan pagi menyeka lagi wajahmu. Membangunkan mata indahmu.



Oh, mata indahmu.
Membunuh sendu yang menjalar hampir ke hati,
Hati yang semakin dekat dengan tuli.



Bangun, hai cinta dibalik jendela.
Aku hanya asing yang dapat mengetuk pintu sesekali.
Tapi, percayalah.
Tenggak obat itu dengan satu kali tarikan nafas.
Biarkan gelap mati dan digerumuti hingga habis.





Aku, mau mata indahmu melihat lagi mentari dari luar jendela.




Cinta dibalik Jendela
Yudith - di kantor dengan lampu bergemerlapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar