Kenapa di setiap akhir kalimat selalu ada titik? Aku tidak pernah
menyukai titik yang selalu memenggal sesuatu tanpa tahu belas kasihan seperti
algojo penggal di pengadilan kata yang tidak melihat seberapa penting atau berarti
kata itu saat bertemu dengan titik mereka harus berhenti tanpa ada celah
sedikitpun untuk melanjutkan ceritanya tanpa ada somasi atau banding semuanya
harus manut pada titik untuk berhenti dan membentuk kalimat tanpa satu alasanpun
untuk tidak mematuhi titik yang berkuasa absolut terhadap semua tulisan juga
tanpa tahu apakah kata tersebut mengusung kebenaran atau kebohongan!
Kalimat aku cinta kamu pun diakhiri titik bukan? Ternyata cintapun dirancang
dan diatur agar memiliki akhir, cerita dongeng masa kecil pun tidak luput dari
kejamnya titik, dimana “semua hidup bahagia selamanya” ditutup oleh titik yang
berarti berakhir bukan?
Bahkan tanda Tanya dan seru pun adalah antek-antek titik
Titik
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar