Perjalanan, bagi kebanyakan orang adalah waktu yang tepat untuk beristirahat. Tapi bagiku, sebuah perjalanan di sisi jendela adalah sesuatu yang menyenangkan dan tidak boleh terlewatkan.
Well, pikiranku bergerak puluhan kali lebih cepat dari orang kebanyakan. Aku perenung, lebih senang diam sambil memikirkan sesuatu. Kecuali kepada beberapa orang yang kuanggap istimewa, mulutku bocor.
Pemandangan, awan yang luas, pohon dan perkampungan sepanjang jalan adalah buku berjalan. Kau dapat memetik banyak pelajaran hanya dengan bepergian dan memandang keluar jendela. Seberapa singkat pun perjalanannya.
Melihat perkampungan kecil di tengah hutan lewat jendela kereta, pikiranku sudah menari terlebih dahulu, bagaimana mereka mendapatkan air, kemana jalan akses itu dapat di tembus, berapa sunyinya malam disitu, betapa sederhana kehidupan mereka. Pikiranku sudah terlebih dahulu merambah ruang hidup mereka.
Beralih ke perjalanan busway ibu kota, melihat dari jendela bagaimana manusia menghabiskan waktu mereka di kotak kecil dengan label perusahaan. Pulang sore hari dengan lesu, kembali ke apartmen yang juga sebuah kotak. Membayangkan betapa kesepiannya mereka, lelahnya mereka dikelilingi tembok tembok mewah. Pikiranku sudah terlebih dahulu merambah ruang hidup mereka.
Jendela-jendela itu menjadi saksi. Perjuangan hidup manusia yang berbeda beda. Namun sayangnya hanya segelintir orang yang mengerti cara memaknai sebuah jendela.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar